Oleh : Syaikh Muhammad Nazhim Adil al-Qubrusi al-Haqqani
Orang Eropa menulis kata, "Cinta, cinta." Di mana-mana, "Cinta". Itu artinya cinta adalah hal terpenting bagi mereka. Tetapi mereka tidak memohon untuk mendapatkan cinta yang sejati, dan bagaimana mereka dapat meraih samudra Cinta yang tidak terbatas.
Jiwa setiap orang berharap dapat meraih samudra keindahan yang tidak terhingga. Tetapi hanya setetes dari samudra keindahan Ilahi yang dibagikan kepada semua orang. Jadi dari tetesan itu berapa banyak yang dapat mencapai gadis cantik dan pemuda ganteng? Berapa banyak? Begitu banyak sehingga bisa membuat kalian mabuk. Kalian bisa mabuk dengan hanya sebagian dari setetes dari samudra keindahan yang tidak terbatas yang menunggu dan mengharapkan kalian untuk mencapainya, masuk ke dalamnya, berenang, minum, dan mabuk di dalamnya.
Kalian dapat meraih Cinta Ilahi melalui istrimu dan dia pun dapat meraihnya melalui kalian. Karena melalui cintanya kita memohon Cinta sejati dari Allah. Dan itu adalah ajaran yang paling sempurna bagi manusia, yaitu untuk membuat hubungan dari cinta itu, lalu lompat menuju Cinta Tuhanmu.
Tetapi orang tidak terlalu peduli mengenai cinta itu dan tidak membiarkan Pancaran Cinta Ilahi keluar dari hati mereka. Mereka mengejar cinta imitasi, cinta yang sifatnya sementara yang datang dan berlangsung hanya pada acara tertentu, dan termasuk keinginan fisik kita. Cinta itu hanya sementara dan bisa hilang dengan cepat, dan kepuasan yang datang dengan cepat akan berkurang dan semakin berkurang sampai akhirnya berakhir, mengering. Cinta yang berasal dari keinginan fisik akan semakin berkurang kadarnya dan akhirnya mengering.
Kalian bisa mencintai seorang gadis karena usianya yang masih muda tetapi ketika masa mudanya hilang, kalian tidak mencintainya lagi. Itu adalah cinta yang palsu. Kadang-kadang kita mempunyai kedua cinta itu secara simultan, tetapi biasanya keinginan fisik lebih dominan daripada spiritual sehingga yang terakhir tidak bisa muncul.
Tetapi untuk mencapai tujuan akhir manusia kita memerlukan cinta yang permanen, dan hanya Tuhan semesta alam yang dapat memberikannya. Cinta Ilahi yang tertanam dan bersarang dalam hati ummat manusia tidak akan berkurang. Selama kalian mencarinya, kalian akan merasakan bahwa cinta itu semakin bertambah, lebih banyak, lebih terasa, dan kalian akan merasakan bahwa cinta itu tidak akan pernah berakhir.
Hal tersebut dikarenakan tubuhmu akan musnah, tetapi jiwa kalian tidak akan musnah. Tubuh bersifat sementara sedangkan jiwa bersifat permanen. Oleh sebab itu cinta yang menjadi bagian dari tubuhmu dari akan berakhir, sedangkan yang termasuk bagian spiritual akan tetap utuh dan permanen.
Kalian bebas untuk memilih di antara keduanya. Dan kalian bebas untuk mencari salah satu atau yang lain sekehendakmu. Jika kalian menyukai cinta yang bisa berakhir, maka ikutilah keinginan fisikmu. Jika kalian tertarik kepada cinta yang abadi, yang terus bersemi, maka carilah cinta spiritualmu—Apakah kalian melakukannya?
Ketika kalian mengalami peningkatan dalam mencintai kehidupan permanen dan abadi, maka ALLAH memberi hatimu dari Cahaya Ilahi-Nya sehingga kegelapan akan lenyap; sebaliknya jika kalian semakin cinta terhadap kehidupan ini, maka makin banyak pula kegelapan yang memasuki hatimu.
Dalam kegelapan itu seluruh pikiran buruk dan ketakutan akan berkembang selanjutnya ketidakpuasan dan ketidakbahagiaan berkembang dalam hatimu sebab kegelapan membuat mereka berkembang.
Tetapi jika kegelapan menghilang dari hatimu, yang tinggal adalah cahaya di mana-mana. Tidak ada lagi masalah atau ketidakbahagiaan dalam hatimu. Cahaya, Cahaya Ilahi memberimu kepuasan dan kedamaian, dan semakin banyak cahaya itu tumbuh dalam hatimu makin banyak kedamaian dan kepuasan akan tumbuh di hatimu, dan berharap akan tumbuh terus setiap hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar